Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

China menjadi sasaran lunak jepang

China menjadi sasaran lunak jepang - Negara China menjadi sasaran utama ekspansi Jepang. Ada beberapa faktor yang menyebabkannya :

1. Letak China Berdekatan dengan Jepang.

Antara kedua negara hanya dipisahkan oleh Selat Korea, sedangkan Semenanjung Korea yang jauh menjorok ke laut merupakan jembatan yang baik sekali antara kedua negara. Karena itu, Korea mempunyai nilai strategis bagi China maupun Jepang. Sampai akhir abad ke-19 Korea merupakan bagian dari Negeri China.


2. Kerajaan China Mempunyai Wilayah yang luas.

Di bawah kekuasaan Manchu Negara China mempunyai wilayah luas sekali. Daerah-daerah yang sampai akhir abad ke-19 masuk wilayah China antara lain Tibet, Mongolia, Mansuria, dan Korea.

3. Kepadatan Penduduk Rendah.

Walaupun kerajaan China mempunyai penduduk terbanyak di dunia (tahun 1990) lebih dari seribu juta), tetapi kepadatan penduduknya jauh lebih rendah dari Jepang. Sehingga wilayah China terutama Korea dan Mansuria dapat dijadikan tempat pemindahan bangsa Jepang.

4. China Memiliki Bahan Tambang Cukup.

Bahan tambang yang banyak dimilikinya dan perlu untuk industri antara lain besi, batu bara, dan minyak. Jepang yang miskin bahan tambang memerlukan bahan-bahan tersebut.

5. Penduduknya Banyak.

Negeri China merupakan negeri yang terbanyak penduduknya. Keadaan tersebut dapat menjadi pasaran yang baik bagi hasil industri Jepang.

6. Politik.

Walaupun Negeri China merupakan negara besar, tetapi politik negara itu selalu kacau oleh pemerintahan Manchu yang buruk, sehingga tidak memiliki ketahanan nasional terhadap rongrongan bangsa asing. Sementara itu rakyat China yang menderita akibat penjajahan Manchu sering mengadakan pemberontakan.

Jepang berhasil mengambil Kepulauan Ryukyu dari China (1879), pemerintahan China hanya dapat memproses tanpa diikuti tindakan militer. Sehingga Jepang makin berani dan terjadilah Perang China - Jepang tahun 1894 - 1895.

Sebab-sebab terjadinya perang :

  • Jepang menginginkan Korea yang strategis baginya untuk dijadikan tempat pemindahan penduduk serta untuk imperialisme modernnya.
  • Di Korea terjadi bentrokan antara golongan kolot yang pro China dengan golongan maju yang pro Jepang. Dalam bentrokan tersebut kedutaan Jepang di Seoul diserbu, yang dijadikan alasan oleh Jepang untuk menyerang Korea demi keamanan warga negaranya.
Tentara China yang organisasi dan persenjataannya masih sederhana dengan mudah dikalahkan oleh tentara Jepang yang serba modern. Dalam Perjanjian Shimonoseki (1895) ditetapkan beberapa hal berikut ini :
  • Jepang mendapat Taiwan dan Pescadores.
  • Jepang mendapat pelabuhan Port Arthur (semenanjung Liaotung).
  • Korea menjadi negara merdeka.
  • China membayar ganti kerugian perang.
Perjanjian yang berat sebelah itu menimbulkan protes negara-negara Barat dan mereka beramai-ramai mengambil daerah China untuk dijadikan daerah konsesi. Jerman mendapat Kiautsou, Perancis mendapat daerah Kwang Tsuwan, Rusia mendapat Port Arthur, dan Inggris mendapat Wei Ha Wei yang terletak di depan Port Arthur untuk mengimbangi Rusia. Port Arthur diserahkan China kepada Rusia, dengan imbalan ganti kerugian perang dibayar oleh Rusia. Hal itu menimbulkan dendam Jepang terhadap Rusia.

Setelah Korea dimerdekakan dari China (1895) pada tahun 1905 negara itu dilindungi oleh Jepang, dan pada tahun 1910 dikuasai. Japanisasi dilakukan dengan mengubah namanya menjadi Chosen dan pemindahan penduduk dari Jepang dilaksanakan ke daerah tersebut.

Dalam Perang Dunia I negeri China diperintah oleh Jenderal Yuan Shih Kai. Ia berusaha menjadi kaisar negeri China, sehingga banyak memperoleh tantangan dari rakyatnya, khususnya kaum nasionalis. Dalam sulit itu, secara rahasia Jepang mengajukan 21 tuntutan (the twenty one demands) kepada China yang dapat diringkaskan dalam lima hal :

a. Daerah Shantung dipinjamkan kepada Jepang.
b. Jepang bertindak merdeka di Mansuria.
c. Pertambangan dikerjakan oleh China bersama Jepang.
d. China tidak boleh meminjam pelabuhannya kepada negara lain kecuali Jepang.
e. China harus mempergunakan alat dan penasehat Jepang untuk kepolisiannya.

Yuan Shih Kai yang berposisi lemah menerima tuntutan tersebut tanggal 4 Mei 1915, tetapi negara-negara Barat mengetahui dan memprotesnya sehingga tuntutan Jepang itu tidak jadi dilaksanakan. Setelah Yuan Shih Kai meninggal pimpinan China kembali kepada Dr. Sun Yat Sen (1916), dan setelah Dr. Sun Yat Sen meninggal pimpinan digantikan oleh Jenderal Chiang Kai Shek (1924). Kekacauan masih terus terjadi, terutama karena panglima daerah (war lords) tidak mau tunduk pada pemerintah pusat. Kesempatan itu dimanfaatkan lagi oleh Jepang dengan menimbulkan Peristiwa Mansuria (1931).
  • Jepang ingin menguasai Mansuria untuk keperluan industri dan pemindahan penduduknya.
  • Di Mansuria terjadi dua kelompok yang bertentangan. Golongan tua menginginkan terus di bawah China, sedangkan golongan muda menginginkan bergabung dengan Jepang.
  • Terjadinya Insiden Mukden, yang menurut Jepang, timbul karena Mayor Nakamura ditembak mati oleh orang Mansuria. Dengan alasan untuk menjaga keamanan dan ketertiban, Jepang menyerbu Mansuria.

Serangan berlangsung kurang dari setengah bulan, karena gerakan militernya dilancarkan dengan kereta api yang diusahakan Jepang di wilayah itu dan adanya tentara pengawalnya. China hanya dapat protes melalui Liga Bangsa-Bangsa. Sebuah komisi dikirimkan di bawah Lytton untuk menyelidiki peristiwa Mansuri. Tetapi, tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan. China dan Jepang tetap menduduki Mansuria.

Untuk menghilangkan kesan bahwa Jepang menjalankan penjajahan, dibentuklah pemerintahan Mansukuo dengan bekas Kaisar Pu Yi dari China yang berasal dari Mansuria menjadi kepala negaranya. Dalam praktik Jepanglah yang sebenarnya berkuasa (1931 - 1945).

Sesuai dengan Tanaka Memorial, Jepang menguasai China. Peristiwa di Jembatan Marco Polo berupa tembak-menembak antara tentara China dengan tentara pengawal kedutaan Jepang yang sedang latihan dijadikan alasan perang (China Incident). Perang yang dimulai tahun 1937 itu dapat disebut sebagai permulaan Perang Dunia II di Asia, karena berlanjut terus sampai 1945.

Tentara gabungan darat-laut-udara Jepang berhasil menduduki kota-kota penting seperti Beijing dan Nanking, sehingga pusat pemerintahan China pindah ke Chungking di daerah pedalaman. Tentara Jepang berhasil menguasai pantai timur, sehingga pemerintah China sulit memperoleh bantuan dari Sekutu. Karena itu, China membangun Burma Road, agar melalui jalan tersebut dapat diperoleh bantuan dari Sekutu.

Setelah Chiang Kai Shek diculik di Sian (Sian Incident) dan dipertemukan dengan Mao Zedong, antara kedua pemimpin China tersebut tercapai kata sepakat untuk sama-sama menghadapi Jepang. Kaum nasionalis di bawah Chiang Kai Shek yang memperoleh bantuan Sekutu melawan Jepang di bagian selatan. Sedangkan kaum komunis di bawah Mao Zedong mendapat bantuan Rusia melawan Jepang di bagian utara.

China ikut menang dalam Perang Dunia II, sehingga diakui sebagai salah satu dari lima besar (the big five). Tetapi, setelah itu pertikaian nasionalis dengan komunis terjadi lagi yang berakhir dengan terusirnya pemerintahan nasionalis ke Taiwan (Republic of China), sedangkan daratan China dikuasai oleh komunis (Democratic Republic of China atau Republik Rakyat China disingkat RRC).

Baca juga selanjutnya di bawah ini :