Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito.

Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito. 

Seperti Jerman dan Italia, menjelang Perang Dunia II Jepang juga telah berkembang menjadi negara fasis. Perbedaannya, fasisme Jepang berkembang bukan karena ingin bangkit dari kehancuran. Namun sebalinya, Jepang pada saat itu telah tampil sebagai negara industri terkemuka di dunia.

Jepang juga memiliki angkatan perang yang kuat. Pada tahun 1905, Jepang telah berhasil mengalahkan Rusia. Kemajuan Jepang ini dicapai setelah dilaksanakannya Restorasi Meiji pada abad 19. Dengan kemajuan yang dicapainya ini, Jepang mulai menjalankan politik ekspansi untuk menunjang industrinya.

Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito.

Fasisme Jepang bercorak militer. Fasisme militer itu dikembangkan Jepang setelah tampilnya Jenderal Hideki Tojo sebagai perdana menteri. Jenderal Hideki Tojo menjalankan pemerintahan diktator militer. Di bawah pemerintahan Jenderal Hideki Tojo, Jepang menjadi sangat ekspansif dan tampil sebagai negara imperialis.

Wilayah Jepang tidak begitu luas jika dibanding dengan jumlah penduduknya yang cukup besar. Kondisi tanah di Jepang sebagian besar terdiri atas gunung dan pegunungan yang gersang sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan usaha pertanian. Bertolak dari kenyataan ini, maka satu-satunya jalan untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat Jepang adalah melalui industrialisasi.

Akan tetapi kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sangat terbatas. Pengembangan industri tidak mungkin dilakukan dengan hanya mengandalkan bahan mentah dari dalam negeri. Oleh karena itu, Jepang memutuskan untuk menguasai daerah jajahan seluas-luasnya untuk mendukung kegiatan industrinya. Wilayah jajahan akan dijadikan Jepang sebagai daerah sumber bahan mentah sekaligus wilayah pemasaran bagi hasil industrinya.

Setelah Perang Dunia I berakhir, negara-negara pemenang perang seperti Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat, menguasai sebagian besar wilayah jajahan. Wilayah jajahan mereka meliputi di Asia dan Afrika. Jepang akhirnya memutuskan untuk merebut wilayah-wilayah di Asia yang telah dikuasai Sekutu tersebut.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut Jepang harus memiliki militer yang kuat dan tangguh. Pembangunan militer secara besar-besaran pun segera dilakukan. Setiap pemuda dikenai wajib militer untuk kepentingan negara. Setelah merasa memiliki kekuatan militer yang tangguh, Jepang segera melaksanakan niatnya. Wilayah-wilayah yang menjadi korban imperialisme Jepang, yaitu Manchuria (1935), Cina (1937), dan Asia Tenggara (1942).

Untuk melancarkan politik ekspansinya, Jepang menempuh upaya sebagai berikut :

1. Mempropagandakan Jepang pembebas bangsa-bangsa Asia dari cengkeraman bangsa Barat.
2. Melakukan modernisasi angkatan perang dengan mengagungkan semangat Bushido (berkorban demi negara).
3. Mempropagandakan ajaran Hakko I Chiu (dunia sebagai satu keluarga) dengan Jepang sebagai pemimpinnya.

Faktor-faktor penyebab terjadinya Perang Dunia II.

Sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II adalah sebagai berikut :
1. Adanya politik revanche (balas dendam) Jerman terhadap negara-negara Sekutu yang dianggap telah menghinanya dengan Perjanjian Versailles.
2. Adanya politik mencari sekutu.
3. Adanya perlombaan senjata yang menciptakan ketegangan.
4. Adanya nafsu saling berebut tanah jajahan.
5. Adanya keinginan Jerman sebagai pihak yang tertekan dalam Perjanjian Versailles untuk balas dendam terutama kepada Perancis dan Inggris.
6. Kegagalan LBB dalam menjalankan tugasnya selaku lembaga perdamaian dunia.

Sebab khusus meletusnya Perang Dunia II adalah sebagai berikut :

1. Di Eropa serangan kilat (blitzkrieg) Jerman ke Polandia pada tanggal 1 September 1939. Serbuan ini dimaksudkan untuk menguasai Danziq. Pada tanggal 3 September 1939, Inggris dan Perancis yang merasa turut bertanggung jawab atas Danziq mengumumkan perang terhadap Jerman.
2. Di Asia Pasifik, serbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941.

Jepang tahu kedudukan pangkalan ini akan menjadi penghalang utama jalan menguasai Asia Pasifik. Jepang berharap hancurnya Pearl Harbour akan memperlancar usahanya menguasai Asia Pasifik.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito."