Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor sebab umum dan khusus perang dunia II

Faktor sebab umum dan khusus perang dunia II 

Sebab-sebab terjadinya Perang Dunia II juga dapat dibedakan menjadi Sebab-sebab umum dan Sebab-sebab khusus. Situasi Eropa menjelang Perang Dunia II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang Perang Dunia I. Jerman yang dalam perjanjian Versailles 1919 banyak dirugikan mengalami kesulitan dalam bidang ekonomi.

Pada tahun 1932 Partai NSDAP pimpinan Adolf Hitler menang dalam pemilihan umum sehingga pada tahun 1933 Hitler menjadi Perdana Menteri. Setelah Presiden Hindenburg meninggal pada tahun 1933 Hitler diangkat sebagai penggantinya dengan sebutan Fuhrer (pemimpin).

Faktor sebab umum dan khusus perang dunia II

Program dari partai ini antara lain menolak isi Perjanjian Versailes, menyatukan Jerman dengan Austria,   menolak orang-orang Yahudi dalam kewarganegaraan Jerman. Sembonyan Hitler yang terkenal : Ein Volk, Ein Vaterland, Ein Fuhrer (satu bangsa, satu negara, satu pemimpi).

Karena itu Naziisme Jerman adalah totaliterisme, suatu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diurus oleh negara, rakyat tidak memiliki kebebasan sama sekali. Di Italia negara yang keluar sebagai pemenang dalam Perang Dunia I kecewa karena tuntutannya tidak dipenuhi dalam Perjanjian Versailles juga timbul kebencian kepada Perancis dan Inggris.

Di negara tersebut lahir Fasisme di bawah pimpinan Benito Musolini. Seperti halnya Naziisme Jerman, Fasisme Italia juga termasuk totaliterisme. Paham totaliterisme lainnya timbul di Jepang (karena militeris ) dan juga Uni Soviet (karena Komunis). Setelah melihat gambaran situasi dunia menjelang Perang Dunia II maka akan dibahas sebab-sebab umum Perang Dunia II, sebagai berikut :

1. Pertentangan paham liberalisme dan totaliterisme.

Paham Liberialisme yang berkembang di Inggris, Perancis, dan juga Amerika Serikat sangat menjunjung tinggi hak dan kebebasan warga negaranya. Totaliterisme yang dianut oleh Jerman, Italia, Jepang, dan juga Uni Soviet tidak mengakui sama sekali hak-hak warga negaranya, sebab segala sesuatu diatur oleh negara.

2. Persekutuan mencari kawan.

Perancis yang khawatir akan ancaman Jerman berusaha mencari kawan, dan pilihannya adalah Inggris. Walaupun sama-sama totaliterisme tetapi Uni Soviet dimusuhi oleh Hitler sehingga hubungan Uni Soviet dengan Inggris dan Perancis lebih dekat. Lawan utama Perancis yaitu Jerman, tidak ada pilihan lain selain bersekutu dengan Italia dan Jepang (sama-sama totaliterisme).

3. Semangat untuk membalas dendam (Revanche Ide).

Jika kalau menjelang Perang Dunia I yang dihinggapi Revanche Ide adalah Perancis, maka menjelang Perang Dunia II pihak Jerman dihinggapinya. Perjanjian Versailles tidak adil dan sangat merugikan Jerman.

4. Perlombaan Persenjataan.

Usaha negara-negara besar untuk membatasi persenjataan (dalam Konperensi Washington) tidak berhasil. Setiap negara berusaha memproduksi senjata melebihi negara lain dengan alasan untuk mempertahankan diri.

5. Pertentangan antara negara imperialisme.

Negara imperialisme baru berusaha untuk memperluas Lebensraum. Jerman ingin memperluas wilayah di Eropa Tengah, Italia menginginkan wilayah Laut Tengah, dan Jepang ingin membentuk Persemakmuran Asia Timur Raya. Langkah ini akan menimbulkan permusuhan dengan kelompok Perancis dkk.

6. Kegagalan Liga Bangsa Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

Kegagalan lembaga ini dikarenakan adanya aturan kelemahan-kelemahan seperti yang disebutkan di atas, di antaranya tidak adanya aturan yang mengikat dan ketidak berdayaan Liga Bangsa Bangsa dalam menghadapi negara-negara Besar.

Krisis terakhir yang mendorong terjadinya Perang Dunia II adalah krisis Munchen, yaitu para politisi utama Eropa berkumpul di Munchen untuk membicarakan perbedaan pendapat mengenai masalah Chekoslowakia. Dalam konferensi itu nampak sikap lemah pihak Inggris dan Perancis menghadapi pihak Jerman yang telah menduduki Austria pada tahun 1938 dan Chekoslowakia pada tahun 1939.

Pihak Inggris dan Perancis hanya menyenangkan pihak Hitler, dengan harapan bahwa perdamaian dapat dipertahankan dan mencegah Jerman agar tidak semakin agresif. Sebaliknya Hitler semakin yakin bahwa tidak ada kekuatan yang dapat mencegahnya.

Sebab khusus Perang Dunia II adalah serangan kilat yang dilancarkan oleh Hitler atas Polandia pada 1 September 1939. Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman. Hitler membuat sandiwara yang seolah-olah tentara Polandia ingin menyerang Jerman.

Sandiwara ini dinamakan dengan ''Operasi Barang Kalengan'' di mana 13 narapidana Jerman dijadikan barang yang akan dibunuh. Operasi ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, 31 Agustus 1939, semua narapidana kecuali seorang diperintahkan mengenakan pakaian seragam tentara Polandia; lalu mereka disuntik dengan obat yang mematikan dan dibawa ke daerah perbatasan Jerman-Polandia.

Di sana mereka ditembak mati dan mayatnya diletakkan sedemikian rupa sehingga seolah-olah mereka tewas sewaktu akan masuk ke Jerman; wartawan asing dan saksi lain didatangkan untuk melihat bukti mayat-mayat itu. Selanjutnya pada tahap kedua, drama terjadi di stasiun radio, di mana seorang narapidana yang berpakaian sipil tadi dikatakan sebagai seorang Polandia yang berusaha membakar semangat orang Polandia; dan ia akhirnya dibunuh oleh tentara Jerman.

Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Perancis menyatakan perang kepada Jerman, dan kemudian negara-negara Eropa lainnya terlibat dalam perang.

Di Asia, untuk mewujudkan Asia Timur Raya, Jepang berusaha menguasai jajahan Inggris, Perancis dan Belanda yang ada di Asia Tenggara. Pelabuhan Pearl Harbour pusat kekuatan Angkatan Laut Amerika Serikat di Hawai (Pasifik) merupakan penghalang bagi tujuan Jepang. Pada 7 Desember 1941 Jepang secara tiba-tiba menyerang Pearl Harbour sehingga kancah peperangan meluas dari Eropa ke Pasifik.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Faktor sebab umum dan khusus perang dunia II"